Hampir seluruh penduduk dusun Semen adalah petani, sawah yang menghampar seperti permadani alam menjadi kekayaan yang tidak akan pernah habis. Setiap musim tanam dan panen, penduduk merayakannya dengan kegembiraan. Dari dusun inilah seorang bayi lelaki dilahirkan. Tanggal 30 Juli 1963, adalah hari yang paling membahagiakan bagi sepasangan suami istri Suharto dan Sugiyem. Dari rahim perempuan sederhana itu, telah lahir seorang bayi lelaki yang diberi nama Sukamta. Kamta, begitu kemudian ia dipanggil adalah anak pertama. Tangisnya disambut kebahagiaan oleh semua warga dusun Semen.